Ketik di sini apa yang ingin dicari lalu Klik “Cari Di Sini”

Kumpulan Cerpen Bahasa Jawa


saben dino aku ngalamun
tekan omah atiku bingung
jare tresno ra wani ngambung
rasane koyo dipentung


Kumpulan Cerpen Bahasa Jawa. Sebagaimana biasanya Cerpen adalah sebuah cerita yang singkat, padat, dan jelas ditinjau dari si ceritanya.
-      Disebut singkat karena hanya terdiri atas ± 10.000 kata,
-      Disebut padat karena hanya memuat peristiwa-peristiwa inti saja dalam cerita,
-      Disebut jelas karena kita temukan di akhir penyelesaian dari rangkaian peristiwa dalam cerita tersebut selalu membangun cerita.
Unsur pembangunan dalam cerpen terdiri dari unsur intrinsik dan ekstrinsik.

Unsur intrinsik adalah unsur pembangun yang berasal dari dalam tubuh karya sastra, yang meliputi tema, alur, karakteristik, setting, sudut pandang, amanat.

Unsur ekstrinsik adalah segala macam unsur yang berada di luar suatu karya sastra yang iktu mempengaruhi kahadiran suatu karya sastra, seperti faktor sosial, ekonomi, budaya, politik, keagamaan, dan tata nilai masyarakat.

Pada Cerita Pendek atau Cerpen kita dapat menemukan tema, latar, tokoh dan penokohan. Cerpen yang baik biasanya cerpen yang disukai orang banyak karena mengandung unsur-unsur yang sama dengan yang terdapat pada angan-angan seseorang tersebut.

Cerpen dalam bahasa jawa disebut “Cerkak” = Cerita Cekak (cekak=pendek)
Penulisan cerpen bahasa jawa hampir sama dengan penulisan cerpen dalam bahasa indonesia, perbedaannya terletak pada gaya bahasa, sebab setiap bahasa memiliki ciri khas masing-masing dalam hal gaya atau cengkoh, seperti penulisan yang menggambarkan rasa senang berbunga-bunga, trenyuh, sedih, terkejut, aneh dan suasana lainnya. Hal ini tentu dituliskan sesuai dengan karakter budaya jawa.

Tema yang diangkat pada cerpen bahasa jawa (cerkak) juga sama seperti cerpen pada umumnya, yaitu apa yang disukai oleh pembacanya, seperti tema percintaan, perjuangan, kepahlawanan, dan cerpen-cerpen yang mengandung tema filosofis dll.

Sama seperti sastra budaya daerah lainnya, cara penulisan/mengungkapkan tidak lepas dari akar karakter budaya daerah dimaksud agar hasil penulisan dapat menimbulkan perasaan nyesssss saat membacanya.


ARTIKEL TERKAIT: