Pura Tanah Lot Objek Wisata Di Bali
“Tanah
Lot” adalan sebuah obyek wisata di Provinsi Bali, Indonesia, yang tepatnya
terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan Provinsi Bali
Indonesia. Jarak dari kota Tabanan sekitar 13 km ke arah barat.
Di
Tanah Lot ada dua pura yang dibangun di atas batu besar. Yang satu berada di
atas bongkahan batu dan yang satunya lagi berada di atas tebing. Pura Tanah Lot
merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut. Menurut masyarakat
setempat pura Tanah Lot merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan.
Setiap
210 hari sekali, pura ini diperingati sebagai hari raya yang biasanya disebut
dengan Hari Raya Odalan. Hari raya pura ini bertepatan dengan jatuhnya Hari
Suci Cemeng Lengkir. Pada saat itu masyarakat beramai-ramai melakukan
sembahyang. Begitu pula para turis banyak yang datang ingin melihat menyaksikan
upacara sambil liburan.
Masyarakat
Bali menyimpan legenda kisah tentang pura Tanah Lot ini.
Menurut
legenda,
Alkisah,
sekitar abad ke-16 ada seorang brahmana pengembara dari Jawa yang bernama Dang Hyang
Nirartha, Beliau sengaja datang ke Bali untuk menyebarkan ajaran Hindu, dan berhasil
menguatkan iman kepercayaan masyarakat terhadap ajaran Hindu. Beliau sangat
dihormati oleh masyarakat setempat.
Akan
tetapi keadaan ini tidak menyenangkan bagi penguasa Tanah Lot, yang bernama Bendesa
Beraben, yang iri karena khawatir rakyat lebih mencintai Dang hyang Nirartha,
ketimbang dirinya. Bendesa Beraben lalu memerintahkan agar Danghyang Nirartha
pergi meninggalkan Tanah Lot. (kira-kira mengusir, gitu lho... red).
Dang
Hyang Niratha tak banyak omong apa-apa, hanya bilang “OK” dan setuju pergi dari
Tanah Lot. Namun sebelum pergi Dang Hyang Niratha yang mempunyai kekuatan gaib,
mengangkat sebuah bongkahan batu yang super besar, lalu memindahkannya agak ke
tengah pantai, dan membangun pura di sana. Setelah pura selesai dibangun beliau
mengubah selendangnya menjelma menjadi ular. (ular ini sampai sekarang masih
ada dan dipercaya sebagai penunggu pura).
Masyarakat
sekitar sangat takjub melihat kejadian ini, dan semakin hormat terhadap Dang
Hyang Niratha. Bahkan penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben akhirnya mengaku
salut dan bertekuk lutut menjadi pengikut sang brahmana Dang Hyang Niratha.
Ular
jelmaan selendang Dang Hyang Niratha yang masih ada hingga kini, menurut para
ilmuan adalah sejenis ular laut berbisa yang mempunyai racun 3 kali lebih kuat
dari ular cobra. Ciri ciri ular ini berekor pipih seperti ikan, warna hitam
berbelang kuning, seperti “ulo weling”.
ARTIKEL TERKAIT: