Derai Derai
Cemara
Karya Chairil Anwar 1949
Derai
Derai Cemara
cemara
menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
aku
sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini
hidup
hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah
1949
Puisi Chairil Anwar “Derai
Derai Cemara”
ARTIKEL TERKAIT:
Puisi Chairil Anwar
- Puisi Chairil Anwar “Persetujuan Dengan Bung Karno”
- Puisi Chairil Anwar “Penerimaan”
- Puisi Chairil Anwar “Hampa”
- Puisi Chairil Anwar “DOA”
- Puisi Chairil Anwar “Sajak Putih”
- Puisi Chairil Anwar “AKU BERADA KEMBALI”
- Puisi Chairil Anwar : Ibu
- Puisi Chairil Anwar : Sebuah Kamar
- Puisi Chairil Anwar : Kawanku dan Aku
- Puisi Chairil Anwar : RUMAHKU
- Puisi Chairil Anwar : TAK SEPADAN
- Puisi Chairil Anwar “DIPONEGORO”
- Puisi Chairil Anwar “KARAWANG-BEKASI”
- Puisi Chairil Anwar “AKU”
- Puisi Chairil Anwar “Tjerita Buat Dien Tamaela”
- Puisi Chairil Anwar “Prajurit Jaga Malam”
- Puisi Chairil Anwar “MALAM”
- Puisi Chairil Anwar “Nisan”
- Puisi Chairil Anwar “Yang Terhempas Dan Yang Putus”
- Puisi Chairil Anwar “Malam Di Pegunungan”
- Puisi Chairil Anwar “Cintaku jauh di pulau”
- Puisi Chairil Anwar “Senja Di Pelabuhan Kecil”