Legenda Klentheng Ancol
Cerita Rakyat Jakarta
Dahulu
kala, ada sebuah kapal berlayar dari Negeri China menuju ke pelabuhan Sunda
Kelapa, kapal itu milik Sampo Toalang. Di dalam kapal itu ada seorang juru
masak yang bernama Ming.
Suatu
hari, pada saat dalam perjalanan, tiba-tiba kapal itu diterjang ombak yang
sangat besar. Semua orang panik dibuatnya. Mereka tidak menyangka akan adanya
ombak besar karena cuaca hari itu sangat bagus.Tiba-tiba di depan kapal mereka,
muncul seekor naga yang amat besar. Dengan menjulurkan lidahnya, naga itu
menghadang laju kapal itu. Rupanya naga itulah yang membuat ombak besar
sehingga kapal terombang ambing.
Seketika
Sampo Toalang mengeluarkan pedangnya, kemudian dia melompat ke arah sang naga
dan pertarunganpun tak terhindarkan. Pertarungan itu seru sekali. Setelah lama
bertarung, akhirnya naga itu berhasil dibunuh oleh Sampo Toalang. Melihat hal
itu, anak buah kapal bersorak gembira karena semua bisa selamat.
Kapal
Sampo Toalang kembali melanjutkan perjalanan dengan aman.Singkat cerita,
akhirnya kapal itu sudah mendekati daerah sunda kepala. Namun tiba-tiba Sampo
Toalang berkata ”Saudara-saudara, kita akan berlabuh di Ancol, karena Sunda
kelapa sedang banjir, sekarang kalian turunlah ke darat. Can belilah
oabat-obatan dan kamu, Ming, belilah makanan dan minuman”
Akhirnya,
semua anak buah Sampo Toalang turun di ancol. Mereka semua menjalankan tugas
masing-masing.
Ming
sang juru masak pergi ke pasar untuk membeli makanan dan minuman yang akan
digunakan sebagai bahan persediaan di kapal.Di sela-sela belanja, Ming melihat
seorang gadis cantik. ”siapa gadis cantik itu, aku ingin tahu namanya” kata Ming
dalam hati.
Tanpa
sungkan-sungkan akhirnya Ming mendatangi gadis itu ”Salam, namaku Ming,
bolehkah aku berkenalan denganmu?” tanya Ming. ”Namaku Siti. Lengkapnya Siti
Wati” kata gadis cantik itu.
Melihat
kecantikan siti, Ming langsung menyukainya. Ming lupa akan tugasnya sebagai
juru masak di kapal dan malah akhirnya dia memutuskan untuk tinggal di Ancol
demi si Siti.
Asmara
mereka berdua berlanjut dan beberapa bulan kemudian Ming dan Siti Wati menikah.
Ming
sangat disukai oleh penduduk Ancol. Dia mengajarkan penduduk Ancol memasak
sesuai keahliannya sebagai juru masak.
Telah
bertahun-tahun Ming tinggal di Ancol.
Suatu
hari Ming dan istrinya sakit keras, entah apa penyakitnya, lama sakit mereka
tak sembuh-sembuh dan akhirnya Ming dan Siti Wati meninggal dunia.
Untuk
mengenang Ming dan Siti Wati, penduduk Ancol membangun sebuah kelenteng.
Kelenteng itu dinamai kelenteng Ancol.
Legenda Klentheng Ancol Cerita Rakyat DKI
ARTIKEL TERKAIT: