Cerita
Rakyat Jawa Tengah “Asal Mula Nama Kota Salatiga” sepertinya ini versi lain
yang pernah ditemukan di beberapa buku bacaan. Wallahu Alam...., Namun namanya
saja cerita rakyat, disampaikan dengan tutur bahasa dari mulut ke mulut, sudah
tentu mengalami tambah-kurang serta bumbu-bumbu penyedap.
Asal Mula Salatiga
Di
daerah yang bernama Pandanaran, memerintahlah seorang bupati bernama Ki Ageng
Pandanaran. Ia hanya memuaskan diri dengan kekayaannya dan memeras rakyatnya
dengan memungut pajak yang yang berlebihan.
Pada
suatu ketika ia megambil harta seorang rakyatnya secara paksa karena tidak
mampu membayar hutang-hutang pajaknya.
’’Tunggakan
pajakmu sudah bertumpuk, kerbaumu ini terpakas kami sita’’, kata Ki Ageng
Pandanaran (sambil dikawal pengawal yang selalu membawa tombak)
‘‘Jangan
Gusti, tolonglah saya kerbau ini satu-satunya milik saya’’, jawab seorang
rakyat jelata dengan rasa takut.
Pada
suatu hari, Ki Ageng Pandanaran bertemu dengan seorang pak tua , tukang rumput.
‘‘Pak
Tua’’, panggil Ki Ageng kepada pak tua yang ditemuinya.
‘‘Oh
Gusti’’, jawab pak tua itu.
‘‘Berikan
rumput ini padaku, Pak Tua’’, kata Ki Ageng
‘‘Rumput
ini untuk ternak kami Gusti’’. Jawab pak tua.
“Kau
kan bisa menyabit lebih banyak lagi nanti. Nah ini sekeping uang untukmu”,
sambung Ki Ageng.
Tanpa diketahui Ki Ageng Pandanaran, pak tua
menyelipkan kembali uang itu dalam tumpukan rumput yang akan dibawa. Kemudian
rumput itu dibawa oleh Ki Ageng Pandanaran. . Begitulah hal itu terjadi
berulang-ulang.
Sampai
suatu kali Sang Bupati menyadari perbuatan pak tua tersebut. Dan marahlah Ki
Ageng kepada pak tua itu.
“Orang
miskin yang sombong ! Kau menolak pemberianku ! Kau telah menghinaku pak tua”,
kata Ki Ageng kepada pak tua dengan sangat marah.
Pada
saat itu, tiba-tiba pak tua berubah wujud menjadi Sunan Kalijaga pemimpin agam
yang dihormati bahkan oleh raja-raja. Maka Bupati Pandanaran pun sujud meminta
ampun.
‘‘
Ki Sunan, maafkanlah segala kekhilafan saya’’,Ki ageng meminta maaf.
‘‘Kau
kumaafkan tetapi kuminta Kau meninggalkan seluruh hartamu dan mengikutiku pergi
mengembara’’, jawab Sunan Kalijaga sambil selalu bertasbih.
‘‘Baiklah
Ki Sunan’’, sambung Ki Ageng.
Istri
Ki Ageng Panandaran pun ikut tanpa sepengetahuan Sunan Kalijaga , istri Ki
Ageng Pandanaran membawa sebuah tongkat yang berisikan emas dan berlian.
Namun
di tengah perjalanan… Mereka dicegat oleh sekawalan perampok.
“Harta
atau nyawa’’, para perampok menodong Sunan dan Ki Ageng dengan membawa belati.
‘’Serahkanlah harta kalian atau nyawa melayang !’’, kata para perampok.
‘‘Kalian
tidak akan mendapatkan apapun dariku, karena aku tidak membawa apa-apa’’, Sunan Kali jaga menjawab sambil memegang
tasbih untuk berzikir.
Tanpa
dinanya tiba-tiba Sunan menoleh kebelakang, sahut Sunan Kalijaga, ‘‘Tetapi
seorang wanita yang berjalan di belakangku membawa emas dan berlian di dalam
tongkatanya’’.
Padahal
Sunan tidak mengenal wanita itu istri yang ikut tanpa sepengetahuan dan tidak
mengetahui bawaan dan isi bawaan itu. Dan itulah keistimewaan seorang wali yang
mendapat pentujuk dan karomah dari Tuhan.
Perampok-perampok
itu pun mendapatkan isri bupati yang tertinggal di belakang karena tongkatnya
terlalu berat. Mereka berusaha merampas tongkatnya. Istri Bupati
berteriak-teriak minta tolong: ‘’Tolong-tolong! Kembalikan tongkatku’’.
Istri
bupati pun berusaha merebut kembali tongkatnya: ‘’Jangan! Tolong! Tolong!
Kembalikan tongkatku!’’. Tetapi kawanan perampok berhasil kabur dengan emas
berlian milik istri bupati. ‘‘Tolong! Kembalikan tongkatku! Kata istri bupati
yang masih berusaha mengejar mereka namun gagal.
Di
hadapan Sunan Kalijaga. Ki Ageng Panandaran berkata, ‘‘Maafkan kami Ki Sunan’’.
Sunan
Kalijaga menjawab, “ Baiklah’’.
Sunan
Kalijaga lalu berkata, ‘‘Aku akan menamakan tempat ini Salatiga, karena kalian
telah membuat tiga kesalahan”
“
Pertama, kalian sangat kikir, kedua, kalian sangat sombong, dan ketiga kalian
telah menyengsarakan rakyat. Mudah-mudahan tempat ini manjadi tempat yang baik
dan ramai nantinya’’.
Cerita Rakyat Jawa
Tengah “Asal Mula Salatiga”
ARTIKEL TERKAIT: