Cerita
Rakyat “Manusia Ular” ini berasal dari Kalimantan Tengah. Di daerah tersebut Cerita
Rakyat “Manusia Ular” ini oleh sebagian masyarakat dipercaya
benar-benar pernah terjadi. Wallahu Alam. Namun terlepas dari semua itu Cerita
Rakyat Kalimantan “Manusia Ular” ini telah menambah kekayaan khasanah sastra
lisan di negara Indonesia tercinta.
“Manusia Ular”
Dahulu
ada seseorang yang bernama Sangi.Dia adalah seorang pemburu yang tangguh. Sangi
pandai menyumpit buruan,Sumpitnya selalu mengenai sasaran.Setiap kali berburu
ia selalu berhasil membawa pulang daging babi hutan dan daging rusa.
Sangi
bertempat tinggal di daerah aliran sungai Mahoroi, anak sungai Kahayan. Pada
suatu hari sangi berburu dari pagi hingga petang namun tak mendapatkan seekor
pun binatang. Keadaan ini membuat ia kesal. Karena hari mulai sore, ia pun
pulanglah dengan tangan kosong. Didalam perjalanan pulang ia melihat bahwa air
tepi sungai sangatlah keruh.Ini bertanda bahwa babi hutan baru saja minum air
di sana. Dugaannya di perkuat oleh jejak kaki babi hutan.
Dengan
penuh harapan Sangi terus mengikuti jejak binatang itu. Benar saja, tak jauh di
sana ia menemukan babi hutan tersebut, tetapi dalam keadaan yang sangat
mengerikan. sebagian dari tubuh babi hutan itu berada di dalam seekor mulut
ular raksasa.
Pemandangan
mengerikan ini sangat membuat takut Sangi.Ia tak dapat lari sehingga tak ada
cara lain kecuali bersembunyi di dalam semak-semak.
Beberapa
waktu telah belalu. Ular raksasa itu tak dapat menelan mangsanya. Di coba
berkali-kali pun gagal. Akhirnya sang ular menghentikan usahanya. Dengan
murkanya dipalingkanlah kepalanya ke arah tempat sangi bersembunyi. Secara
gaib, ia berganti rupa menjadi seorang yang gagah. Ia menghampiri Sangi dan
memegang lengannya.
Pemuda
itu menggertak dan memerintahkan kepada Sangi, ”Telan babi hutan itu
bulat-bulat karena engkau telah mengintip ular raksasa yang sedang menelan
mangsanya.”
“Saya…tapi
saya…tidak…bisa”
“Ayo
cepat lakukan…”
Denganpenuh
rasa ketakutan Sangi melaksanakan perintah itu. Ajaib sekali, ternyata Sangi
mampu melaksanakan perintah pemuda itu dengan mudah sekali, seolah-olah ia
sendiri seekor ular.
Pemuda
asal ular itu berkata bahwa karena Sangi telah berani mengintainya, sejak saat
itu pula Sangi berubah menjadi ular jadi-jadian.
“Untuk
sementara waktu engkau tak usah risau, selama engkau dapat merahasiakan
kejadian ini, engkau tetap dapat mempertahankan bentuk manusiamu.”kata pemuda
ular itu.
Pemuda
ular itu lalu menghibur Sangi dengan mengatakan bahwa nasib yang menimpa Sangi
sebenarnya tak terlalu jelek. Sebab, sejak kejadian itu ia bukan lagi merupakan
mahluk yang dapat mati sehingga ia dapat mempertahankan kemudaannya untuk
selama-lamanya.
Demikianlah
Sangi harus menjaga rahasianya ini agar tidak ketahuan orang, termasuk anggota
keluarganya sendiri dan anak cucunya. Dengan ini ia berhasil mencapai umur 150
tahun. Akan tetapi keadaan yang luar biasa ini menimbulkan rasa aneh pada
keturunannya. Mereka igin mengetahui rahasia kakeknya yang dapat berusia
panjang dan dapat mempertahankan kemudaannya.
Oleh
karena itu merekapun menghujani Sangi dengan berbagai pertanyaan. Akhirnya
karena terus-menerus di desak, Sangi pun terpaksa membuka rahasianya, melanggar
larangan berat itu.sebagai akibatnya, sedikit demi sedikit tubuhnya berganti
rupa menjadi seekor ular raksasa. Pergantian ini di mulai dari kakinya. Sadar
akan keadaan ini, Sangi menyalahkan keturunannya sebagai nasib buruk yang
menimpanya saat ini.
Dalam
keadaan geram ia pun mengutuki keturunannya, yang dalam waktu singkat akan mati
seluruhnya dalam suatu pertikaian di antara sesamanya. Sebelum sangi
menceburkan dirinya ke sungai Kahayan bagian hulu untuk menjadi penjaganya, ia
masih sempat mengambil harta pusakanya yang di simpan dalam satu guci Cina
besar. Harta pusaka yang berupa kepingan-kepingan emas itu lalu di sebarkannya
ke dalam air sungai. Sambil melakukan ini ia pun mengucapkan kutukan yang
tersembunyi:
“Siapa
saja yang mendulang emas di daerah aliran sungai ini, akan mati tak lama
setelah itu, sehingga hasil emas dulangannya akan di pergunakan untuk mengupacarakan
kematiannya”.
Penduduk
setempat percaya kisah ini pernah terjadi. Kepercayaan mereka di perkuat karena
di daerah mereka ada anak sungai Kahayan yang bernama sungai Sangi. Menurut beberapa
orang yang sering berlayar dengan biduk atau perahu bermotor, mereka pernah
melihat seekor ular raksasa. Kepalanya saja yang berukuran sebesar drum minyak
tanah. Ular raksasa itu mereka lihat berangin-angin dai atas bungkah-bungkah
batu sungai pada bulan purnama di musim kering.
Selain
itu sampai saat ini orang –orang di sana tidak berni mendulang emas di sana
yang katanya sebesar biji labu kuning dan terdapat banyak di sana.
Cerita Rakyat Kalimantan
Tengah “Manusia Ular”
ARTIKEL TERKAIT: