“Sajak Tahanan”
Karya : W.S. Rendra
Atas
ranjang batu
tubuhnya
panjang
bukit
barisan tanpa bulan
kabur
dan liat
dengan
mata sepikan terali
Di
lorong-lorong
jantung
matanya
para
pemuda bertangan merah
serdadu-serdadu
Belanda rebah
Di
mulutnya menetes
lewat
mimpi
darah
di cawan tembikar
dijelmakan
satu senyum
barat di perut gunung
(Para
pemuda bertangan merah
adik
lelaki neruskan dendam)
Dini
hari bernyanyi
di
luar dirinya
Anak
lonceng
menggeliat
enam kali
di
perut ibunya
Mendadak
dipejamkan
matanya
Sipir
memutar kunci selnya
dan
berkata
-He,
pemberontak
hari
yang berikut bukan milikmu !
Diseret
di muka peleton algojo
ia
meludah
tapi
tak dikatakannya
-Semalam
kucicip sudah
betapa
lezatnya madu darah.
Dan
tak pernah didengarnya
enam
pucuk senapan
meletus
bersama
Puisi WS.
Rendra “Sajak Tahanan”
Karya : W.S. Rendra
ARTIKEL TERKAIT: