Kawanku dan Aku
Karya Chairil
Anwar
Kami
sama pejalan larut
Menembus
kabut
Hujan
mengucur badan
Berkakuan
kapal-kapal di pelabuhan
Darahku
mengental pekat. Aku tumpat pedat
Siapa
berkata-kata?
Kawanku
hanya rangka saja
Karena
dera mengelucak tenaga
Dia
bertanya jam berapa?
Sudah
larut sekali
Hilang
tenggelam segala makna
Dan
gerak tak punya arti
Kepada
Kawan
Sebelum
ajal mendekat dan mengkhianat,
mencengkam
dari belakang ‘tika kita tidak melihat,
selama
masih menggelombang dalam dada darah serta rasa,
belum
bertugas kecewa dan gentar belum ada,
tidak
lupa tiba-tiba bisa malam membenam,
layar
merah berkibar hilang dalam kelam,
kawan,
mari kita putuskan kini di sini:
Ajal
yang menarik kita, juga mencekik diri sendiri!
Jadi
Isi
gelas sepenuhnya lantas kosongkan,
Tembus
jelajah dunia ini dan balikkan
Peluk
kucup perempuan, tinggalkan kalau merayu,
Pilih
kuda yang paling liar, pacu laju,
Jangan
tambatkan pada siang dan malam
Dan
Hancurkan
lagi apa yang kau perbuat,
Hilang
sonder pusaka, sonder kerabat.
Tidak
minta ampun atas segala dosa,
Tidak
memberi pamit pada siapa saja!
Jadi
mari
kita putuskan sekali lagi:
Ajal
yang menarik kita, ‘kan merasa angkasa sepi,
Sekali
lagi kawan, sebaris lagi:
Tikamkan
pedangmu hingga ke hulu
Pada
siapa yang mengairi kemurnian madu!!!
Kawanku dan
Aku
Puisi Karya Chairil Anwar
ARTIKEL TERKAIT: