Sebuah Jaket Berlumur Darah
Oleh: Taufiq
Ismail
Sebuah
jaket berlumur darah
Kami
semua telah menatapmu
Telah
berbagi duka yang agung
Dalam
kepedihan berahun-tahun
Sebuah
sungai membatasi kita
Di
bawah terik matahari Jakarta
Antara
kebebasan dan penindasan
Berlapis
senjata dan sangkur baja
Akan
mundurkah kita sekarang
Seraya
mengucapkan ‘Selamat tinggal perjuangan’
Berikrar
setia kepada tirani
Dan
mengenakan baju kebesaran sang pelayan?
Spanduk
kumal itu, ya spanduk itu
Kami
semua telah menatapmu
Dan
di atas bangunan-bangunan
Menunduk
bendera setengah tiang
Pesan
itu telah sampai kemana-mana
Melalui
kendaraan yang melintas
Abang-abang
beca, kuli-kuli pelabuhan
teriakan-teriakan
di atas bis kota, pawai-pawai perkasa
Prosesi
jenazah ke pemakaman
Mereka
berkata
Semuanya
berkata
LANJUTKAN
PERJUANGAN
Sumber :
http://www.info-jebret.com/
ARTIKEL TERKAIT:
Puisi Pahlawan
- Puisi Pahlawan “Ku Cinta Pahlawan Indonesia”
- Puisi Pahlawan “Pahlawan Bangsaku”
- Puisi Pahlawan “Ibu Kartini”
- Puisi Pahlawan “Aku Pasti Bisa”
- Puisi Pahlawan “Ingin Ku Suarakan”
- Puisi Pahlawan “Pahlawan Tak Dikenal”
- Puisi Pahlawan “Untukmu Pahlawan Indonesiaku”
- Puisi Perjuangan
- Puisi Pahlawan “Pemuda Untuk perubahan”
- Puisi Untuk Pahlawanku
- Puisi Pahlawan “Cerita Masa Lalu”
- Puisi Pahlawan “Mentari Pagi”
- Puisi Pahlawan “Kemerdekaan Semu”
- Puisi Pahlawan “Bangkitlah Pemuda Bangsaku”
- Puisi Pahlawan “Di Balik Seruan Pahlawan”