Puteri Hijau
Cerita Rakyat Medan Deli “Putri Hijau”
Cerita Rakyat Medan Deli (Sumatra
utara)
Sekitar
abad 15 dan 16 masehi , berdiri kerajaan di daerah Medan Deli dengan istana
yang diberi nama istana Maimun. Sultan Muhayat Syah adalah raja dari kerajaan
melayu itu.
Beliau
memiliki 3 orang anak , anak pertama bernama Mambang Jazid, anak kedua bernama
Mambang Khayali dan anak ketiganya bernama Putri Hijau.
Ketiga
anak ini memiliki kekuatan yang hebat , Mambang Jazid mampu merubah dirinya
menjadi Naga , Mambang Khayali mampu merubah dirinya menjadi meriam dan Putri
Hijau mampu mengeluarkan cahaya hijau nan indah saat malam bulan purnama. Namun
ada kelebihan lain yang di miliki Putri Hijau yaitu wajahnya yang amat cantik
jelita serta sifatnya yang ramah dan bersahaja terhadap rakyat sehingga banyak
rakyat yang menyukainya sebagai pemimpin yang bijaksana.
Saat
itu malam bulan purnama , seperti biasa Putri Hijau berjalan-jalan di sekitar
taman istana, dari tubuhnya memancarkan cahaya hijau yang indah, bahkan cahaya
itu sampai terlihat oleh sultan kerajaan Aceh yang bersebelahan dengan kerajaan
Deli saat itu.
Sultan
Aceh yang terpesona karna melihat pancaran cahaya hijau yang indah dari
kerajaan tetangganya itu , mengutus beberapa pengawal nya untuk mencari tahu
asal dari cahaya itu. Tak perlu waktu lama , para pengawal itu mendapat
informasi bahwa cahaya hijau itu terpancar dari tubuh seorang Putri Raja Deli
yang cantik jelita.
Mendengar
informasi dari sang pengawal , membuat Sultan Aceh berkeinginan untuk
mempersunting Putri Hijau. Beragam perhiasan dan beberapa pengawal di utusnya
untuk meminang putri hijau. Namun pinangan dari sultan Aceh di tolak
mentah-mentah oleh Putri Hijau.
Sultan
Aceh yang mendengar penolakan pinangan nya itu menjadi murka dan menganggap
kerajaan Deli telah menebar benih peperangan terhadap kerajaan nya. Ratusan
prajurit di utus sultan Aceh untuk menghancurkan kerajaan Deli. Namun pasukan
yang di kirim nya kalah telak oleh pasukan dan benteng pertahanan kerajaan deli
yang terkenal kuat. Lalu Sultan Aceh membuat sebuah siasat licik , yaitu
menembakkan meriam dengan peluru koin emas.
Dan
siasat nya itu berhasil. Para prajurit sibuk mengutip koin-koin emas yang
berserakkan , di saat seperti itulah pasukan kerajaan Aceh menyerang kerajaan
Deli. Hasil nya kerajaan Deli kalah , namun Mambang Khayali tak terima dengan
kekalahan itu lalu merubah diri nya menjadi meriam dan menembakkan peluru dengan
gencar ke arah musuh.
Karena
terlalu lama menembak kan peluru , meriam jelmaan Mambang Khayali menjadi
sangat panas dan akhirnya putus terbelah Dua . Ujung mariam terlempar jauh
hingga ke perbatasan Aceh sedang kan pangkal nya masih bisa kita temui di
Istana Maimun Medan.
Melihat
keadaan yang tidak menguntungkan ini , akhirnya kerajaan Deli mengaku kalah,
dan Putri Hijau di bawa oleh pasukan sultan Aceh. Mambang Jazid memberi
persyaratan kepada sultan Aceh untuk tidak menyentuh Putri hijau sampai tiba di
kerajaan Aceh dan memasukkan putri hijau kedalam peti kaca yang telah di siap
kan mambang Jazid , lalu saat tiba di daerah Jambu Air , putri hijau di suruh
abang nya untuk membakar menyan dan menabur kan beras dan telur ke sungai lalu
menyebutkan nama abang nya Mambang Jazid sebanyak 3 kali. Persyaratan itu pun
di terima oleh sultan Aceh karna menurut nya itu hal yang mudah.
Lalu
pergi lah sultan Aceh beserta rombongan pasukan nya menggunakan kapal berlayar
di Sungai Deli (dahulu sungai Deli bisa di layari kapal) dan Putri Hijau di
masuk kan ke dalam peti kaca.
Saat
tiba di daerah Jambu Air , putri hijau keluar dari peti kaca , lalu mengerjakan
amanat yang di berikan abang nya kepada nya , yaitu menabur beras dan telur di
sungai Deli lalu membakar menyan dan menyebut nama mambang Jazid 3 kali. ''Mambang
Jazid , Mambang Jazid ; mambang , Jazid , datang lah abangku , selamat kan lah
adik mu ini dari genggaman sultan Aceh''.
Tiba-tiba
air sungai deli yang tadi nya tenang berubah bergemuruh , langit menjadi gelap
seolah mau turun badai, dan petir menyambar saling bersahutan. Saat seperti itu
, Putri Hijau kembali masuk ke dalam peti kaca.Tak lama muncul seekor naga dari
sungai deli yang tak lain adalah jelmaan Mambang Jazid. Naga itu mengamuk dan
menghancurkan kapal rombongan sultan aceh .
Peti
kaca yang berisi Putri Hijau terlempar ke sungai deli dan terapung-apung.
Lalu
naga jelmaan Mambang Jazid memasukan peti kaca berisi Putri Hijau ke dalam
mulut nya dan membawa pergi ke laut .
Sampai
sekarang tidak ada yang tau , apa kah putri hijau masih hidup sebagai manusia.
Lagenda
ini sampai sekarang masih dikenal dikalangan orang-orang Deli dan malahan juga
dalam masyarakat Melayu di Malaysia. Di Deli Tua masih terdapat reruntuhan
benteng dari Putri yang berasal dari zaman Putri Hijau, sedangkan sisa meriam,
penjelmaan abang Putri Hijau, dapat dilihat di halaman Istana Maimoon, Medan
hingga saat ini.
Cerita Rakyat
Medan Deli “Putri Hijau”
Cerita Rakyat
Medan Deli (Sumatra utara)
ARTIKEL TERKAIT: